Author
: nadira/hedgehog
Rating : 1-17 (enaknya berapa??)
Genre
: Romance, Comedy, others
NB
: banyak typo dimana2!!
No Copas,, No Plagiat
COPAS?? TAKE OUT WITH FULL CREDIT
Main
cast :
Kim
Jae Woon
Lee
Donghae
Kim
Jae Joong (Jae Woon’s father)
Second
cast :
Henry
Lau (Donghae’s oldfriend)
*Jae
Woon’s bestfriends :
1.
Shin Hye Kyung
2.
Park Soo Jin
3.
Park Soo Young
“cakkaman...cakkaman...jd appa sdh kenal dg Henry?” tanyaku heran.
“iya...Jae
Jong-nim adalah pelanggan tetapku saat aku bekerja di salah satu
restourant...saat itulah kami jd akrab” jawab Henry sedikit gugup.
Hemm...knp
Henry gugup begitu?!
“pemilik
restourant itu sama dg appa..koki dadakan...saat appa membuka restourant, appa
sering pergi kesana untuk belajar”
“tapi
sekarang Henry sdh jadi asisten di restourant internasional terkenal dan pernah
di liput oleh majalah” jelas appa.
“tak
usah memujiku seperti itu Jae Jong-nim” seru Henry membanggakan dirinya.
“percaya
dirinya lebih parah dr pd Donghae ternyata” gumamku.
“dulu..kalau
rekan kerjanya benci pdnya..ia akan menangis seperti anak kecil” ucap appa yang
kemudian Henry sontak menutup mulut appa agar tdk bicara2 yg tdk2.
Rekan
kerja? Apakah dia Donghae? Tapi kan yg membuat Donghae keluar itu Henry?!
“yang
seharusnya kesal itu aku” Donghae ikut bicara.
“kau
selalu terusik soal aku...saat aku mencoba akrab dg restourant dulu kau ingin
membuatku pergi kan?!” sambung Donghae.
Kulihat
kali ini Henry tdk menyanggah dan hanya diam.
“padahal
itu kesempatan besar bagi Donghae” ucap appa.
“marah
karena hal gak penting dan seenaknya berpikir kalau aku membencimu” ujar
Donghae.
“biarpun
kau gak melakukan keusilan itu,, yang bermasalah denganku itu pak pemilik...krn
itu dia memecatku krn kesalahan sepele” lanjut Donghae.
Donghae
sudah tahu semuanya. Jadi karena memikul tanggung jawabnya, dia berhenti?!
“kalau
menunggumu melakukan kesalahan...itu akan memakan waktu yg sangat lama...kau
itukan perfeksionis” jawab Henry.
Apaan
sih?! Saat aku mencari kesalahannya, aku malah menemukan kebaikannya lagi.
“Jae
Jong-nim...jangan biarkan Jae Woon pacaran dg Donghae...jebal!!” ucap Henry
seraya memelukku dr belakang.
“hah?!
Kalian pacaran?” tanya appa.
“aniyo”
jawabku dan Donghae kompak.
Saat
aku meliriknya dr samping, kulihat ia sedang melihat ke arah da*aku dr
belakang.
“jd
tipe yg disukai Fishy itu yg seperti anak kecil ya?!” ucap Henry menggodaku.
Aku
segera melepas pelukannya dan menjauh dr nya.
“dasar
namja mesum” gerutuku.
“kalau
gitu...aku pulang dulu ya?!...lain kali aku akan datang lg” ujarnya santai dan
keluar.
“jangan
datang lagi!!” ucapku.
*skip
: ruang makan : malam hari
“mereka
selalu meledekku kalau aku anak kecil....aku kan sudah 17 tahun” gumamku.
“oi...”
ujar Donghae mengagetkanku.
“cepat
makan” lanjutnya seraya memberikan makanan padaku.
“itu
kan Carbonara....wa..walapun enak...aku tdk akan memakannya” jawabku dan
memalingkan wajahku.
“kalau
kau nggak makan...lukamu gak bisa sembuh....restoran ini juga akan tutup sampai
lukamu sembuh” ujarnya dan duduk disampingku.
Lho..biasanya
kan dia bilang, restourant akan repot kalau tdk cepat sembuh?! Atau dia sengaja
ingin mengerjaiku dengan memberikanku makanan berkalori tinggi?!
Kusingkirkan
pikiran anehku. Keambil garpu dan mengambil sedikit Carbonara utk mencicipinya.
“lukamu...eottoke?”
tanya memulai pemicaraan.
“kemarin
jahitannya sdh dilepas...lukanya jg sdh nutup...dibandingkan dg pengalamnku
dulu,, yg ini tdk ada apa2nya” jawabku.
“pengalaman?!”
tanyanya tdk mengerti.
“kalau
dihitung,, ini sdh ke-7 kalinya dijahit...ini luka waktu aku jth dari ayunan,
yg ini krn main pisau di dapur...yg ini.......”
“desho...jangan
katakan lg” ucap Donghae memotong penjelasanku.
“palli...makanlah...aku
tak mau kau sakit” serunya.
“baiklah...aku
makan!!!” jawabku.
Kali
ini akan kuma’afkan ucapan pedasnya yg dulu. Dan kuanggap makanannya sebagai
hadiah untukku.
*skip
: 3 bulan kemudian : musim gugur
Korean
Treasure Restourant kembali ramai oleh pelanggan. Tapi aku tak mengerti, ini
karena kehadiran Donghae atau mereka memang menyukai menu kami.
“perhatian!!!....aku
baru saja membaca sebuah artikel di majalah...toko yang terbaik berdasarkan
angket yg diadakan akan mendapatkan hadiah ke permandian air panas” ujar appa
mengagetkanku dan Donghae yg sedang serius bersiap membuka restourant.
“jangan
terlalu berharap appa” jawabku malas.
“tapi
ini akan berbeda...krn appa mendapatkannya dr majalah ini!!!” ucap appa seraya
menunjukkan sebuah majalah yg dibawanya.
“MODA!!..aku
tahu majalah ini...disini ada artikel komunitas pecinta makanan MODA yang
memilih retourant secara acak, mereka terkenal karena kritikan sadisnya...dan
lagi sepertinya penulisnya sudah lama jadi fans-nya Donghae-ssi” ujarku
semangat.
“kalau
gitu...ayo kita susun rencana untuk awal musim gugur ini!!!” seru appa.
Dan
dalam sekejap aku dan appa sudah sibuk membuat checklist mengenai rencana musim
gugur ini.
“geumane!!...kita
gak usah memberikan service yg berlebihan” ujar Donghae membuyarkan percakapan
kami dan mengambil daftar yg sudah kami susun.
“sudah
diputuskan service kita cuma -kreasi baru utk musim gugur- saja...kita akan
membuktikan kemampuan cita rasa dan keahlian memilih bahan abbonim” sambungnya.
“jangan
mengatakan sesuatu yg membuatku malu” jawab appa.
*skip
: tengah malam
“appa...kau
blm tidur?” tanyaku saat melihat appa sedang sibuk di dapur.
“ne...kau
jg blm tdr?” tanya appa balik.
“aku
tdk bisa tidur...aku kemari hanya mau mengambil susu” jawabku.
“appa...apa
tdk repot memikirkan semua menu musim gugur dan menu selingan sendiri? Knp sih
Donghae-ssi tega melakukan itu pd appa?!” tanyaku.
“bukan
begitu...dia terpaksa melakukan ini karena ingin membantu mengembangkan menu
appa,, tp dia memang bicaranya sedikit sekali...appa jg tahu kalau ini juga
membuatnya stress” jelas appa.
“apa
aku blh membantu?” tanyaku lagi.
“nah...kalau
begitu cicipi ini” jawabku seraya menyodorkan sepiring makanan.
“andwae...ini
sudah malam...nanti aku gemuk kalau makan malam2” balasku.
Tanpa
kami sadari, Donghae sedari tadi tersenyum mendengarkan pembicaraan kami dr
balik ruangan.
*skip
: 2 hari kemudian : pagi hari
“selesai...sekarang
hanya tinggal mencetak foto untuk daftar me menunya...mulai besok,, kita jual
ini” ujar Donghae.
“ternyata
tepat waktu ya?!...appa sampai tertidur di kursi krn kelelahan” balasku seraya
melihat tubuh appa yg tertidur nyenyak di kursi.
*skip
: 2 minggu kemudian : sepulang sekolah
Keadaan
restourant semakin membaik. Aku optimis bahwa kami akan menuai hasil yang
bagus.
“aku
pulang....” sapaku.
“appa..Donghae-ssi...aku
sudah membeli majalahnya...kubacakan ya?!”
» cita rasa nol dari koki berkharisma!
Korean Treasure Restourant sekilas
saja suasananya sudah terlihat sebagai restourant rumahan. Di dapur restourant
inilah Lee Donghae yang tadinya bekerja di hotel kelas atas GOLD dan
Internasional Korean Restourant berada.
Tapi, tampaknya kita akan dikecewakan
oleh cita rasanya sekarang. Apa keterampilan koki berkharisma itu sudah tidak
bisa ditunjukkan lagi karena berada
di restourant rumahan kecil seperti
itu?! Hal ini sangat disayangkan.
Kubanting majalah itu. aku segera
berlari kedalam kamar.
Kim Jae Woon POV END
Lee Donghae POV
“Jae Woon-ah!!” panggilku saat Jae
Woon berlari masuk kekamarnya.
“biarkan dia tenang dulu” seru Jae
Jong abbonim.
*skip : 3 jam kemudian
“Jae Woon-ah...kajja,, ikut appa!!”
ujar Jae Jong abbonim memanggil Jae Woon yg ada di dlm kamar.
“aniyo...” tolaknya.
“sudahlah...appa tunjukkan sesuatu”
balas Jae Jong abbonim.
“lihatlah!!” ucap Jae Jong abbonim
menunjukkan restourant sudah ramai oleh pelanggan.
“eottoke? Kan hasilnya yg dr majalah
itu jelek?” tanya Jae Woon heran.
“hei
dandang...cepat ganti baju,, bantu kami!!” perintahku.
“em...baiklah
boss!!!” jawabnya kembali bersemangat.
Lee
Donghae POV END
Kim
Jae Woon POV
Ta
kusangka restourant kami akan menjadi seramai ini. Mereka terlihat lebih
mementingkan cita rasa. Pandangan mereka pada Donghae juga teralihkan ke
makanan yg kami sajikan. Ini benar2 diluar prediksi ku.
Sekarang
aku tahu. Apapun yang dimuat di majalah. Siapapun yang datang. Restourant kami
akan tetap seperti biasanya. Karena itu mustahil jika 1 orang berkurang.
Restourant kami sudah sempurna dengan 3 orang seperti sekarang ini.
*skip
: 1 bulan kemudian
“Jae
Woon-ah,, apa hr ini resturantnya libur?” tanya Shin-ahjussi saat melihatku
menempel tanda -CLOSE- di depan pintu.
“ne...hari
ini kan hr libur tetap...appa dan Donghae jg sdg pergi keluar” jawabku.
“ini...hadiah
dr kami” ujarnya seraya memberikan 8 tiket pemandian air panas.
“wae?”
tanyaku tak mengerti.
“itu
krn sudah membantuku menjaga rumah...ambillah” jawabnya kemudian pergi
meninggalkanku.
*skip
: malam hari : ruang menonton TV
Aku
menelungkupkan tubuhku di atas kursi. Pikiranku sekarang sedang kacau.
Tiba-tiba saja ada perasaan khawatir kalau Donghae akan meninggalkan kami.
“kami
pulang...!!!” sapa appa saat masuk ke dalam.
“kalian
sudah pulang?! Kalian kemana saja hingga pulang sampai malam?” tanyaku
menyambut kedatangan mereka.
“kami
membeli piring2 baru...kami jg pergi melihat2 tungku utk bikin pizza” jawab
appa.
“hah...memangnya
siapa yg mau beli itu?” tanyaku kaget.
“tentu
saja appa...memang siapa lg?!” jawabnya.
“syukurlah...aku
kira Donghae sudah akan meninggalkan kami” gumamku.
“wae?”
tanya Donghae.
“ani...aniyo”
jawabku gugup.
“ohya
krn sejak ada Donghae keadaan kita sudah lebih baik,, mulai bulan ini Jae
Woon-ah akan mendapat upah kerja sambilan” jelas appa.
“begitu
ya....” jawabku.
Tiba2
saja tangan Donghae memegang keningku.
“apa
kau demam? Biasanya disaat seperti ini kau akan melompat kegirangan” ujar
Donghae heran.
“ah...wah...nan
neomu haengbokkeyo...nanti upahnya akan kubelikan apa ya?!” aku segera
berjingkrak senang.
“dasar
musang licik” ledek Donghae.
“huh...dasar
mulut pedas!!” jawabku.
Aku
segera beranjak masuk ke dalam kamar. Aku menyenderkan tubuhku di atas kasur.
Aku takut jika Donghae mendadak akan berhenti. Kalau aku baik padanya, ia pasti
tidak punya alasan untuk pergi.
*skip
: keesokan malamnya setelah restourant tutup
“tarrrra!!!....jelly
cream stowberry ala chef Jae Woon sudah jadi!!...yang terbaik untuk yang
spesial memang buatan tangan sendiri” ujarku memuji diriku.
“sekarang
tinggal memberikannya pada Donghae” lanjutku.
Aku
segera pergi kearah ruang menonton TV. Belum sampai di tempat, aku mendengar
appa dan Donghae sedang membicarakan sesuatu.
“kurasa,,
aku akan pergi dr sini” ujar Donghae.
Mwo?!...jadi,
Donghae akan berhenti.
“PRANGG!!!”
Karena kaget mendengarnya, aku tak sadar menjatuhkan nampan yang kubawa. Aku
segera berlari kedalam kamar agar tidak ketahuan.
Kim
Jae Woon POV END
Lee
Donghae POV
“nuguya?!”
tanyaku. Tapi tidak ada jawaban sama sekali.
“nugu?”
tanya Jae Jong abbonim.
“mollayo...tp
ada makanan berserakan disini...biar kubersihkan dulu” jawabku.
“hemm...rumah
pasti sepi kalau kau pergi” ujar Jae Jong abbonim.
“haha...aku
akan tidak pergi sesungguhnya abbonim” jawabku.
Lee
Donghae POV END
*skip
: seminggu berikutnya
Kim
Jae Woon POV
“appa...palli....nanti
kita ketinggalan kereta” ujarku.
Hari
ini kami semua akan pergi ke tempat pemandian air panas. Tetangga2 juga ikut.
Begitu pula sahabat2ku, Donghae dan Henry.
*skip
: stasiun kereta
“Jae
Woon-ah,, ini kesempatanmu” ucap Hyekyung setengah berbisik.
“kesempatan
apa?” tanyaku bingung.
“kesempatan
agar kau bisa dekat dengan Donghae...kami akan bekerjasama supaya kalian
berduaan” jelas Soojin.
“jadikan
dia milikmu Jae Woon-ah” ujar Sooyoung.
“mwo?
Milik? Donghae itu bukan siapa2ku...jangan berpikiran yang aneh2” jawabku.
“geuraeyo?!”
selidik Sooyoung.
“ne...geurom...desho,,
aku mau beli jus dulu” jawabku dan berjalan ke arah counter penjual jus.
“kami
titip juga ya?!” teriak Soojin.
Kenapa
mereka seenaknya berpikir seperti itu? biarpun aku mendengar dia akan keluar,
tapi aku kan tidak tahu detailnya ia akan keluar kemana.
“apa
dia benar2 akan berhenti?” gumamku.
Saat
aku kembali dr membeli jus ternyata kereta di jalur 10 sudah bergerak.
“yak!!
Berhenti....!!!!” teriakku dan berusaha mengejar kereta.
“Jae
Woon-ahhh!!!!!!” mereka balas berteriak dr dalam kereta.
“hah....sial
sekali hari ini” keluhku saat kereta sudah berjalan jauh.
Kurogoh
sakuku untuk mengambil ponsel.
“ponselku?
Eodisso?” ucapku bingung.
“OMO....kan
ada di dalam tas!!!” jawabku seraya menepuk kening.
“pulang
sajalah” gumamku dan berbalik.
“Jae Woon-ah” panggil Donghae.
“Donghae?!...wae?”
tanyaku heran.
“ponselmu
di tas berbunyi” jawabnya.
“ahh..itu...”
balasku bingung.
“kajja...kita
susul mereka dengan kereta selanjutnya” ujarnya seraya mengelus kepalaku dan
berjalan mendahuluiku.
Tapi
bukannya mengikutinya berjalan, aku malah diam di tempatku. Kenapa aku rapuh
begini. Tanpa sadar aku mulai menangis.
Kim
Jae Woon POV END
Lee
Donghae POV
Aku
berbalik saat tahu Jae Woon tidak ada di sampingku.
“payah...jangan
menangis Cuma gara2 hal begini” ujarku saat melihatnya menangis seraya
memeluknya.
“ahh...ani...aniyo...lepaskan”
jawabnya melepaskan pelukanku dan berlari asal masuk kedalam kereta yg sekarang
sedang berhenti. Aku pun mengikutinya berlari masuk kesana.
“apa
sih yg kau pikirkan?” tanyaku saat kami sudah di dalam.
“mwoo?
Ini kan bukan kereta yang biasanya” ujarnya kaget saat sudah sadar dr
lamunannya.
“ne...makanya
jangan asal masuk saja...ini kereta jurusan Mokpo” jelasku.
“ah...mianhe...minaheyo...”
jawabnya dan membungkuk berkali.
“desho..desho..sekarang
kita jalan2 sendiri saja ke Mokpo” ucapku.
*skip
: Mokpo
“nah...karena
sudah terlanjur..kita nikmati dan bersenang2 saja” usulku saat kami sudah tiba
di Mokpo.
Kami
berjalan berdua dalam diam. Tidak seperti biasanya, kali ini Jae Woon menjadi
sangat pendiam.
“ini
pertama kalinya aku ke Mokpo” ucap Jae Woon memulai pembicaraan.
“padahal
gak jauh kan?” tanyaku heran
“aniyo....ini
jauh tau...tp knp kau seperti tau daerah sini?” tanyanya balik.
“aku
lahir dan dibesarkan disini...baru saat kuliah aku dan keluargaku pindah ke
Seoul” jelasku.
“kalau
membuka restoran disini pasti bagus” lanjutku.
“bagitu
ya?!....ehmm Donghae-ssi...tolong ajak aku!!” pintanya.
“eodisso?”
tanyaku.
“ajak
aku ketempat kau akan membuka restoran” jawabnya.
“hah?
Maksudmu apa?” tanyaku lagi.
“kau
sudah mempersiapkannya kan?” jelasnya.
“oohh....bwahahahaha....jadi
selama ini kau sudah salah paham” ujarku tdk bisa menahan tawa.
“knp
kau tertawa?” tanyanya.
“aniyo...maksudku
pergi adalah aku gak ingin numpang dirumah Jae Jong abbonim,, jd aku Cuma
berhenti numpang dan kembali hidup mandiri” jelasku.
“eh?”
ucapnya.
“bukan
‘eh’..kau pasti salah mengira kalau aku akan pergi dan kita nggak akan
berhubungan lagi kan?!” tebakku.
“aa...ani...aniyo...”
jawabnya gugup.
“yasudah
kalau gitu...sekarang ayo ikut aku menikmati indahnya Mokpo” ajakku.
Lee
Donghae POV END
*skip
: 21.35 KST : Korean Treasure Restourant/Jae Woon’s hoouse
Kim
Jae Woon POV
Malam
ini appa dan lainnya akan pulang terlambat. Jadi kali aku aku menghabiskan malam
berdua saja dengan Donghae (lagi). Aku benar2 berdebar dan tak tahu harus
bagaimana.
Kami
segera masuk ke kamar masing2 untuk mengganti pakaian kami. Kemudian Donghae
membuat makan malam untuk kami makan. Tak lama kemudian ia terlihat sedang
menelpon seseorang.
“aku
malam ini akan menginap di rumah Henry...jangan lupa kunci pintu musang”
ujarnya.
“yak!!
Aku bukan musang....”
“ehmm...Donghae-ssi....ehmm...kalau
sendirian aku takut” lanjutku.
Tak
disangka ia malah berjalan ke arah kamar mandi.
“saat
kau ke toilet dan kembali ke kamarmu saja...akan kutunggui” ucapnya.
“nggak
usah...kalau cuma ke toilet aku juga berani...PABO!!” jawabku.
“kha...palli
pergilah!!” lanjutku. Donghae pun menuruti ucapanku lalu beranjak pergi.
Perasaan
apa ini?! Kenapa aku merasa ia malah menjauhiku?! Aku menyadarinya sekarang...dianggap
sederajat dengannya hanya khayalanku saja.
*skip
: keesokan paginya : 08.00 KST
Setelah
mandi, aku menengok kamar Donghae sebentar. Benar2 sepi. Keadaan inilah jika
Donghae dr rumah keluarga Kim.
Aku
tak mau berlarut memikirkan hal yang tdk begitu penting. Maka aku pun segera
mengganti pakaianku karena sebentar lagi restourant akan buka. Setelah
mengganti baju, aku menuju tempat penyimpanan untuk mengambil bawang bombay.
“lho...hr
ini bawang bombaynya bertambah dua?” tanya Donghae saat melihatku masuk ke
dalam dengan membawa 2 buah bawang bombay.
“ne...appa
baru saja membelinya td pagi2 sekali” jawabku.
Aku
segera mengambil alat penghalus bawang. Setiap menghaluskan bawang, mataku
selalu terasa perih hingga mengeluarkan air mata. Kali ini pun begitu.
“kenapa
tutupnya blm dibuka? Apakah perih sekali?!” tanya Donghae ketika melihat
mengeluarkan air mata saat menghaluskan bawang.
“ani...aniyo”
jawabku sekenanya.
Saat
aku akan mengusap mataku, Donghae menghampiriku dan mencoba utk membantuku. Aku
sontak segera mundur dan sedikit menjauhinya.
“neo...neo...jangan
seenaknya bersikap menyebalkan seperti itu...selalu bersikap sok dewasa....Cuma
aku yang seperti orang bodoh,, menangis dan marah sendirian...sedangkan kau.....”
belum sempat aku meneruskan kalimatku, Donghae sudah keburu menutup mataku dan
mencium bibirku.
“biar
aku saja yg bilang” ucapnya dan melepaskan ciumannya.
“ta..tadi..ci...ci...”
aku bingung dg yang baru saja terjadi.
“selama
ini aku berusaha menyimpan perasaanku...tapi belakangan ini entah karena takut
atau apa aku mundur...karena itu aku keluar dr rumah” jelasnya kemudian
memelukku.
“i..itu
kan kau sendiri yang memutuskan” balasku msh dlm keadaan bingung.
“kalau
berada disampingmu lbh dr ini, aku takut nggak bisa menahan diri dan bersikap
dewasa...aku bukan membuatmu marah karena senang....saat kau menangis di
dpnku,, perasaanku gelisah...hanya karena hal itulah aku jd susah krn jatuh
cinta padamu” jelasnya seraya memelukku semakin erat.
“padahal
kalau aku numpang tinggal,, mungkin bisa lbh cepat buka restourant” lanjutnya.
“ya
sudah tinggal saja” jawabku santai.
“hah..kau
benar2 PABO..aku ini namja,, dan kau yeoja...lagi pula ini rumah appamu” jelasnya.
“le..lepaskan”
ucapku seraya berusaha melepas pelukan Donghae saat menyadari maksud ucapannya
“dasar...sebagai
namja yg numpang tinggal,, aku tdk dlm posisi pantas untuk menyukai yeoja”
jelasnya lagi.
“serius
banget?!” balasku.
“wae?”
tanyanya.
“hehe...tapi
kurasa justru itu poin kelebihanmu” ucapku dan kembali memeluknya.
*skip
: 3 hari kemudian : pagi hari
“appa...palli
ireona!!....Donghae tdk akan membangunkan appa lg” teriakku dr bawah.
“ne...”
jawab appa dan turun ke bawah menghampiriku.
“dasar...Donghae
terlalu memanjakan appa” ucapku.
“aku
berangkat appa” pamitku.
“ne...”
jawab appa.
Saat
akan membuka pintu untuk keluar tiba2 saja didepanku sudah ada Donghae.
“knp
kau kemari pagi2 sekali?” tanyaku.
“untuk
membawakanmu dosirak!!!” jawabnya malu2.
“tapi
aku kan pulang cepat nanti” ujarku.
“oh
gitu” jawabnya dan berbalik.
“eh..aku
makan kok!” balasku menahan tangannya dan mengambil dosirak yang dibawanya.
“lho...kau
rupanya Donghae-ah,, omong2 kau mau hadiah apa atas kepindahanmu?” tanya appa
pd Donghae.
“aa...itu!
digabung saja dengan hadiah waktu keluar dr restourant nanti...aku mau dia”
jawab Donghae seraya memelukku.
“aku
bukan hadiah!!” seruku.
“dengan
senang hati menantu” ucap appa menanggapi permintaan Donghae.
Mereka
berdua tersenyum.
*****THE
END*****
Be Good Reader!! Don't be Dark Reader!!
Leave Your Comment After Read^^v
HARGAI AUTHOR *\(^.^)/*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar