Jumat, 08 Februari 2013

FanFiction - The Unexpected Love [chapter 2]

Author : nadira/hedgehog
Rating : 1-17 (enaknya berapa??)
Genre : Romance, Comedy, others
NB : banyak typo dimana2!!
No Copas,, No Plagiat
COPAS?? TAKE OUT WITH FULL CREDIT

Main cast :
Kim Jae Woon
Lee Donghae
Kim Jae Joong (Jae Woon’s father)

Second cast :
Henry Lau (Donghae’s oldfriend)
*Jae Woon’s bestfriends :
1. Shin Hye Kyung
2. Park Soo Jin
3. Park Soo Young

“cakkaman...cakkaman...jd appa sdh kenal dg Henry?” tanyaku heran.
“iya...Jae Jong-nim adalah pelanggan tetapku saat aku bekerja di salah satu restourant...saat itulah kami jd akrab” jawab Henry sedikit gugup.

Hemm...knp Henry gugup begitu?!
“pemilik restourant itu sama dg appa..koki dadakan...saat appa membuka restourant, appa sering pergi kesana untuk belajar”
“tapi sekarang Henry sdh jadi asisten di restourant internasional terkenal dan pernah di liput oleh majalah” jelas appa.
“tak usah memujiku seperti itu Jae Jong-nim” seru Henry membanggakan dirinya.
“percaya dirinya lebih parah dr pd Donghae ternyata” gumamku.

“dulu..kalau rekan kerjanya benci pdnya..ia akan menangis seperti anak kecil” ucap appa yang kemudian Henry sontak menutup mulut appa agar tdk bicara2 yg tdk2.

Rekan kerja? Apakah dia Donghae? Tapi kan yg membuat Donghae keluar itu Henry?!
“yang seharusnya kesal itu aku” Donghae ikut bicara.
“kau selalu terusik soal aku...saat aku mencoba akrab dg restourant dulu kau ingin membuatku pergi kan?!” sambung Donghae.

Kulihat kali ini Henry tdk menyanggah dan hanya diam.
“padahal itu kesempatan besar bagi Donghae” ucap appa.
“marah karena hal gak penting dan seenaknya berpikir kalau aku membencimu” ujar Donghae.
“biarpun kau gak melakukan keusilan itu,, yang bermasalah denganku itu pak pemilik...krn itu dia memecatku krn kesalahan sepele” lanjut Donghae.

Donghae sudah tahu semuanya. Jadi karena memikul tanggung jawabnya, dia berhenti?!
“kalau menunggumu melakukan kesalahan...itu akan memakan waktu yg sangat lama...kau itukan perfeksionis” jawab Henry.

Apaan sih?! Saat aku mencari kesalahannya, aku malah menemukan kebaikannya lagi.

“Jae Jong-nim...jangan biarkan Jae Woon pacaran dg Donghae...jebal!!” ucap Henry seraya memelukku dr belakang.
“hah?! Kalian pacaran?” tanya appa.
“aniyo” jawabku dan Donghae kompak.

Saat aku meliriknya dr samping, kulihat ia sedang melihat ke arah da*aku dr belakang.
“jd tipe yg disukai Fishy itu yg seperti anak kecil ya?!” ucap Henry menggodaku.
Aku segera melepas pelukannya dan menjauh dr nya.
“dasar namja mesum” gerutuku.

“kalau gitu...aku pulang dulu ya?!...lain kali aku akan datang lg” ujarnya santai dan keluar.
“jangan datang lagi!!” ucapku.

*skip : ruang makan : malam hari
“mereka selalu meledekku kalau aku anak kecil....aku kan sudah 17 tahun” gumamku.
“oi...” ujar Donghae mengagetkanku.
“cepat makan” lanjutnya seraya memberikan makanan padaku.

“itu kan Carbonara....wa..walapun enak...aku tdk akan memakannya” jawabku dan memalingkan wajahku.
“kalau kau nggak makan...lukamu gak bisa sembuh....restoran ini juga akan tutup sampai lukamu sembuh” ujarnya dan duduk disampingku.

Lho..biasanya kan dia bilang, restourant akan repot kalau tdk cepat sembuh?! Atau dia sengaja ingin mengerjaiku dengan memberikanku makanan berkalori tinggi?!

Kusingkirkan pikiran anehku. Keambil garpu dan mengambil sedikit Carbonara utk mencicipinya.
“lukamu...eottoke?” tanya memulai pemicaraan.
“kemarin jahitannya sdh dilepas...lukanya jg sdh nutup...dibandingkan dg pengalamnku dulu,, yg ini tdk ada apa2nya” jawabku.
“pengalaman?!” tanyanya tdk mengerti.
“kalau dihitung,, ini sdh ke-7 kalinya dijahit...ini luka waktu aku jth dari ayunan, yg ini krn main pisau di dapur...yg ini.......”
“desho...jangan katakan lg” ucap Donghae memotong penjelasanku.
“palli...makanlah...aku tak mau kau sakit” serunya.
“baiklah...aku makan!!!” jawabku.
Kali ini akan kuma’afkan ucapan pedasnya yg dulu. Dan kuanggap makanannya sebagai hadiah untukku.

*skip : 3 bulan kemudian : musim gugur
Korean Treasure Restourant kembali ramai oleh pelanggan. Tapi aku tak mengerti, ini karena kehadiran Donghae atau mereka memang menyukai menu kami.
“perhatian!!!....aku baru saja membaca sebuah artikel di majalah...toko yang terbaik berdasarkan angket yg diadakan akan mendapatkan hadiah ke permandian air panas” ujar appa mengagetkanku dan Donghae yg sedang serius bersiap membuka restourant.

“jangan terlalu berharap appa” jawabku malas.
“tapi ini akan berbeda...krn appa mendapatkannya dr majalah ini!!!” ucap appa seraya menunjukkan sebuah majalah yg dibawanya.

“MODA!!..aku tahu majalah ini...disini ada artikel komunitas pecinta makanan MODA yang memilih retourant secara acak, mereka terkenal karena kritikan sadisnya...dan lagi sepertinya penulisnya sudah lama jadi fans-nya Donghae-ssi” ujarku semangat.

“kalau gitu...ayo kita susun rencana untuk awal musim gugur ini!!!” seru appa.
Dan dalam sekejap aku dan appa sudah sibuk membuat checklist mengenai rencana musim gugur ini.

“geumane!!...kita gak usah memberikan service yg berlebihan” ujar Donghae membuyarkan percakapan kami dan mengambil daftar yg sudah kami susun.
“sudah diputuskan service kita cuma -kreasi baru utk musim gugur- saja...kita akan membuktikan kemampuan cita rasa dan keahlian memilih bahan abbonim” sambungnya.
“jangan mengatakan sesuatu yg membuatku malu” jawab appa.

*skip : tengah malam
“appa...kau blm tidur?” tanyaku saat melihat appa sedang sibuk di dapur.
“ne...kau jg blm tdr?” tanya appa balik.
“aku tdk bisa tidur...aku kemari hanya mau mengambil susu” jawabku.
“appa...apa tdk repot memikirkan semua menu musim gugur dan menu selingan sendiri? Knp sih Donghae-ssi tega melakukan itu pd appa?!” tanyaku.
“bukan begitu...dia terpaksa melakukan ini karena ingin membantu mengembangkan menu appa,, tp dia memang bicaranya sedikit sekali...appa jg tahu kalau ini juga membuatnya stress” jelas appa.
“apa aku blh membantu?” tanyaku lagi.
“nah...kalau begitu cicipi ini” jawabku seraya menyodorkan sepiring makanan.
“andwae...ini sudah malam...nanti aku gemuk kalau makan malam2” balasku.

Tanpa kami sadari, Donghae sedari tadi tersenyum mendengarkan pembicaraan kami dr balik ruangan.

*skip : 2 hari kemudian : pagi hari
“selesai...sekarang hanya tinggal mencetak foto untuk daftar me menunya...mulai besok,, kita jual ini” ujar Donghae.
“ternyata tepat waktu ya?!...appa sampai tertidur di kursi krn kelelahan” balasku seraya melihat tubuh appa yg tertidur nyenyak di kursi.

*skip : 2 minggu kemudian : sepulang sekolah
Keadaan restourant semakin membaik. Aku optimis bahwa kami akan menuai hasil yang bagus.
“aku pulang....” sapaku.
“appa..Donghae-ssi...aku sudah membeli majalahnya...kubacakan ya?!”

» cita rasa nol dari koki berkharisma!
Korean Treasure Restourant sekilas saja suasananya sudah terlihat sebagai restourant rumahan. Di dapur restourant inilah Lee Donghae yang tadinya bekerja di hotel kelas atas GOLD dan Internasional Korean Restourant berada.
Tapi, tampaknya kita akan dikecewakan oleh cita rasanya sekarang. Apa keterampilan koki berkharisma itu sudah tidak bisa ditunjukkan lagi karena  berada di  restourant rumahan kecil seperti itu?! Hal ini sangat disayangkan.

Kubanting majalah itu. aku segera berlari kedalam kamar.
Kim Jae Woon POV END

Lee Donghae POV
“Jae Woon-ah!!” panggilku saat Jae Woon berlari masuk kekamarnya.
“biarkan dia tenang dulu” seru Jae Jong abbonim.

*skip : 3 jam kemudian
“Jae Woon-ah...kajja,, ikut appa!!” ujar Jae Jong abbonim memanggil Jae Woon yg ada di dlm kamar.
“aniyo...” tolaknya.
“sudahlah...appa tunjukkan sesuatu” balas Jae Jong abbonim.

“lihatlah!!” ucap Jae Jong abbonim menunjukkan restourant sudah ramai oleh pelanggan.
“eottoke? Kan hasilnya yg dr majalah itu jelek?” tanya Jae Woon heran.

“hei dandang...cepat ganti baju,, bantu kami!!” perintahku.
“em...baiklah boss!!!” jawabnya kembali bersemangat.
Lee Donghae POV END

Kim Jae Woon POV
Ta kusangka restourant kami akan menjadi seramai ini. Mereka terlihat lebih mementingkan cita rasa. Pandangan mereka pada Donghae juga teralihkan ke makanan yg kami sajikan. Ini benar2 diluar prediksi ku.
Sekarang aku tahu. Apapun yang dimuat di majalah. Siapapun yang datang. Restourant kami akan tetap seperti biasanya. Karena itu mustahil jika 1 orang berkurang. Restourant kami sudah sempurna dengan 3 orang seperti sekarang ini.

*skip : 1 bulan kemudian
“Jae Woon-ah,, apa hr ini resturantnya libur?” tanya Shin-ahjussi saat melihatku menempel tanda -CLOSE- di depan pintu.
“ne...hari ini kan hr libur tetap...appa dan Donghae jg sdg pergi keluar” jawabku.
“ini...hadiah dr kami” ujarnya seraya memberikan 8 tiket pemandian air panas.
“wae?” tanyaku tak mengerti.
“itu krn sudah membantuku menjaga rumah...ambillah” jawabnya kemudian pergi meninggalkanku.

*skip : malam hari : ruang menonton TV
Aku menelungkupkan tubuhku di atas kursi. Pikiranku sekarang sedang kacau. Tiba-tiba saja ada perasaan khawatir kalau Donghae akan meninggalkan kami.

“kami pulang...!!!” sapa appa saat masuk ke dalam.
“kalian sudah pulang?! Kalian kemana saja hingga pulang sampai malam?” tanyaku menyambut kedatangan mereka.
“kami membeli piring2 baru...kami jg pergi melihat2 tungku utk bikin pizza” jawab appa.
“hah...memangnya siapa yg mau beli itu?” tanyaku kaget.
“tentu saja appa...memang siapa lg?!” jawabnya.
“syukurlah...aku kira Donghae sudah akan meninggalkan kami” gumamku.
“wae?” tanya Donghae.
“ani...aniyo” jawabku gugup.
“ohya krn sejak ada Donghae keadaan kita sudah lebih baik,, mulai bulan ini Jae Woon-ah akan mendapat upah kerja sambilan” jelas appa.
“begitu ya....” jawabku.
Tiba2 saja tangan Donghae memegang keningku.
“apa kau demam? Biasanya disaat seperti ini kau akan melompat kegirangan” ujar Donghae heran.
“ah...wah...nan neomu haengbokkeyo...nanti upahnya akan kubelikan apa ya?!” aku segera berjingkrak senang.
“dasar musang licik” ledek Donghae.
“huh...dasar mulut pedas!!” jawabku.

Aku segera beranjak masuk ke dalam kamar. Aku menyenderkan tubuhku di atas kasur. Aku takut jika Donghae mendadak akan berhenti. Kalau aku baik padanya, ia pasti tidak punya alasan untuk pergi.

*skip : keesokan malamnya setelah restourant tutup
“tarrrra!!!....jelly cream stowberry ala chef Jae Woon sudah jadi!!...yang terbaik untuk yang spesial memang buatan tangan sendiri” ujarku memuji diriku.
“sekarang tinggal memberikannya pada Donghae” lanjutku.

Aku segera pergi kearah ruang menonton TV. Belum sampai di tempat, aku mendengar appa dan Donghae sedang membicarakan sesuatu.
“kurasa,, aku akan pergi dr sini” ujar Donghae.

Mwo?!...jadi, Donghae akan berhenti.
“PRANGG!!!” Karena kaget mendengarnya, aku tak sadar menjatuhkan nampan yang kubawa. Aku segera berlari kedalam kamar agar tidak ketahuan.
Kim Jae Woon POV END

Lee Donghae POV
“nuguya?!” tanyaku. Tapi tidak ada jawaban sama sekali.
“nugu?” tanya Jae Jong abbonim.
“mollayo...tp ada makanan berserakan disini...biar kubersihkan dulu” jawabku.
“hemm...rumah pasti sepi kalau kau pergi” ujar Jae Jong abbonim.
“haha...aku akan tidak pergi sesungguhnya abbonim” jawabku.
Lee Donghae POV END

*skip : seminggu berikutnya
Kim Jae Woon POV
“appa...palli....nanti kita ketinggalan kereta” ujarku.
Hari ini kami semua akan pergi ke tempat pemandian air panas. Tetangga2 juga ikut. Begitu pula sahabat2ku, Donghae dan Henry.

*skip : stasiun kereta
“Jae Woon-ah,, ini kesempatanmu” ucap Hyekyung setengah berbisik.
“kesempatan apa?” tanyaku bingung.
“kesempatan agar kau bisa dekat dengan Donghae...kami akan bekerjasama supaya kalian berduaan” jelas Soojin.
“jadikan dia milikmu Jae Woon-ah” ujar Sooyoung.
“mwo? Milik? Donghae itu bukan siapa2ku...jangan berpikiran yang aneh2” jawabku.
“geuraeyo?!” selidik Sooyoung.
“ne...geurom...desho,, aku mau beli jus dulu” jawabku dan berjalan ke arah counter penjual jus.
“kami titip juga ya?!” teriak Soojin.
Kenapa mereka seenaknya berpikir seperti itu? biarpun aku mendengar dia akan keluar, tapi aku kan tidak tahu detailnya ia akan keluar kemana.
“apa dia benar2 akan berhenti?” gumamku.

Saat aku kembali dr membeli jus ternyata kereta di jalur 10 sudah bergerak.
“yak!! Berhenti....!!!!” teriakku dan berusaha mengejar kereta.
“Jae Woon-ahhh!!!!!!” mereka balas berteriak dr dalam kereta.

“hah....sial sekali hari ini” keluhku saat kereta sudah berjalan jauh.
Kurogoh sakuku untuk mengambil ponsel.
“ponselku? Eodisso?” ucapku bingung.
“OMO....kan ada di dalam tas!!!” jawabku seraya menepuk kening.
“pulang sajalah” gumamku dan berbalik.

 “Jae Woon-ah” panggil Donghae.
“Donghae?!...wae?” tanyaku heran.
“ponselmu di tas berbunyi” jawabnya.
“ahh..itu...” balasku bingung.
“kajja...kita susul mereka dengan kereta selanjutnya” ujarnya seraya mengelus kepalaku dan berjalan mendahuluiku.
Tapi bukannya mengikutinya berjalan, aku malah diam di tempatku. Kenapa aku rapuh begini. Tanpa sadar aku mulai menangis.
Kim Jae Woon POV END

Lee Donghae POV
Aku berbalik saat tahu Jae Woon tidak ada di sampingku.
“payah...jangan menangis Cuma gara2 hal begini” ujarku saat melihatnya menangis seraya memeluknya.
“ahh...ani...aniyo...lepaskan” jawabnya melepaskan pelukanku dan berlari asal masuk kedalam kereta yg sekarang sedang berhenti. Aku pun mengikutinya berlari masuk kesana.
“apa sih yg kau pikirkan?” tanyaku saat kami sudah di dalam.
“mwoo? Ini kan bukan kereta yang biasanya” ujarnya kaget saat sudah sadar dr lamunannya.
“ne...makanya jangan asal masuk saja...ini kereta jurusan Mokpo” jelasku.
“ah...mianhe...minaheyo...” jawabnya dan membungkuk berkali.
“desho..desho..sekarang kita jalan2 sendiri saja ke Mokpo” ucapku.

*skip : Mokpo
“nah...karena sudah terlanjur..kita nikmati dan bersenang2 saja” usulku saat kami sudah tiba di Mokpo.

Kami berjalan berdua dalam diam. Tidak seperti biasanya, kali ini Jae Woon menjadi sangat pendiam.

“ini pertama kalinya aku ke Mokpo” ucap Jae Woon memulai pembicaraan.
“padahal gak jauh kan?” tanyaku heran
“aniyo....ini jauh tau...tp knp kau seperti tau daerah sini?” tanyanya balik.
“aku lahir dan dibesarkan disini...baru saat kuliah aku dan keluargaku pindah ke Seoul” jelasku.
“kalau membuka restoran disini pasti bagus” lanjutku.
“bagitu ya?!....ehmm Donghae-ssi...tolong ajak aku!!” pintanya.
“eodisso?” tanyaku.
“ajak aku ketempat kau akan membuka restoran” jawabnya.

“hah? Maksudmu apa?” tanyaku lagi.
“kau sudah mempersiapkannya kan?” jelasnya.
“oohh....bwahahahaha....jadi selama ini kau sudah salah paham” ujarku tdk bisa menahan tawa.
“knp kau tertawa?” tanyanya.
“aniyo...maksudku pergi adalah aku gak ingin numpang dirumah Jae Jong abbonim,, jd aku Cuma berhenti numpang dan kembali hidup mandiri” jelasku.
“eh?” ucapnya.
“bukan ‘eh’..kau pasti salah mengira kalau aku akan pergi dan kita nggak akan berhubungan lagi kan?!” tebakku.
“aa...ani...aniyo...” jawabnya gugup.
“yasudah kalau gitu...sekarang ayo ikut aku menikmati indahnya Mokpo” ajakku.
Lee Donghae POV END

*skip : 21.35 KST : Korean Treasure Restourant/Jae Woon’s hoouse
Kim Jae Woon POV
Malam ini appa dan lainnya akan pulang terlambat. Jadi kali aku aku menghabiskan malam berdua saja dengan Donghae (lagi). Aku benar2 berdebar dan tak tahu harus bagaimana.

Kami segera masuk ke kamar masing2 untuk mengganti pakaian kami. Kemudian Donghae membuat makan malam untuk kami makan. Tak lama kemudian ia terlihat sedang menelpon seseorang.

“aku malam ini akan menginap di rumah Henry...jangan lupa kunci pintu musang” ujarnya.
“yak!! Aku bukan musang....”
“ehmm...Donghae-ssi....ehmm...kalau sendirian aku takut” lanjutku.
Tak disangka ia malah berjalan ke arah kamar mandi.
“saat kau ke toilet dan kembali ke kamarmu saja...akan kutunggui” ucapnya.
“nggak usah...kalau cuma ke toilet aku juga berani...PABO!!” jawabku.
“kha...palli pergilah!!” lanjutku. Donghae pun menuruti ucapanku lalu beranjak pergi.

Perasaan apa ini?! Kenapa aku merasa ia malah menjauhiku?! Aku menyadarinya sekarang...dianggap sederajat dengannya hanya khayalanku saja.

*skip : keesokan paginya : 08.00 KST
Setelah mandi, aku menengok kamar Donghae sebentar. Benar2 sepi. Keadaan inilah jika Donghae dr rumah keluarga Kim.

Aku tak mau berlarut memikirkan hal yang tdk begitu penting. Maka aku pun segera mengganti pakaianku karena sebentar lagi restourant akan buka. Setelah mengganti baju, aku menuju tempat penyimpanan untuk mengambil bawang bombay.

“lho...hr ini bawang bombaynya bertambah dua?” tanya Donghae saat melihatku masuk ke dalam dengan membawa 2 buah bawang bombay.
“ne...appa baru saja membelinya td pagi2 sekali” jawabku.

Aku segera mengambil alat penghalus bawang. Setiap menghaluskan bawang, mataku selalu terasa perih hingga mengeluarkan air mata. Kali ini pun begitu.
“kenapa tutupnya blm dibuka? Apakah perih sekali?!” tanya Donghae ketika melihat mengeluarkan air mata saat menghaluskan bawang.
“ani...aniyo” jawabku sekenanya.
Saat aku akan mengusap mataku, Donghae menghampiriku dan mencoba utk membantuku. Aku sontak segera mundur dan sedikit menjauhinya.
“neo...neo...jangan seenaknya bersikap menyebalkan seperti itu...selalu bersikap sok dewasa....Cuma aku yang seperti orang bodoh,, menangis dan marah sendirian...sedangkan kau.....” belum sempat aku meneruskan kalimatku, Donghae sudah keburu menutup mataku dan mencium bibirku.
“biar aku saja yg bilang” ucapnya dan melepaskan ciumannya.
“ta..tadi..ci...ci...” aku bingung dg yang baru saja terjadi.
“selama ini aku berusaha menyimpan perasaanku...tapi belakangan ini entah karena takut atau apa aku mundur...karena itu aku keluar dr rumah” jelasnya kemudian memelukku.
“i..itu kan kau sendiri yang memutuskan” balasku msh dlm keadaan bingung.


“kalau berada disampingmu lbh dr ini, aku takut nggak bisa menahan diri dan bersikap dewasa...aku bukan membuatmu marah karena senang....saat kau menangis di dpnku,, perasaanku gelisah...hanya karena hal itulah aku jd susah krn jatuh cinta padamu” jelasnya seraya memelukku semakin erat.
“padahal kalau aku numpang tinggal,, mungkin bisa lbh cepat buka restourant” lanjutnya.
“ya sudah tinggal saja” jawabku santai.
“hah..kau benar2 PABO..aku ini namja,, dan kau yeoja...lagi pula ini rumah appamu” jelasnya.
“le..lepaskan” ucapku seraya berusaha melepas pelukan Donghae saat menyadari maksud ucapannya
“dasar...sebagai namja yg numpang tinggal,, aku tdk dlm posisi pantas untuk menyukai yeoja” jelasnya lagi.
“serius banget?!” balasku.
“wae?” tanyanya.
“hehe...tapi kurasa justru itu poin kelebihanmu” ucapku dan kembali memeluknya.

*skip : 3 hari kemudian : pagi hari
“appa...palli ireona!!....Donghae tdk akan membangunkan appa lg” teriakku dr bawah.
“ne...” jawab appa dan turun ke bawah menghampiriku.
“dasar...Donghae terlalu memanjakan appa” ucapku.
“aku berangkat appa” pamitku.
“ne...” jawab appa.
Saat akan membuka pintu untuk keluar tiba2 saja didepanku sudah ada Donghae.
“knp kau kemari pagi2 sekali?” tanyaku.
“untuk membawakanmu dosirak!!!” jawabnya malu2.
“tapi aku kan pulang cepat nanti” ujarku.
“oh gitu” jawabnya dan berbalik.
“eh..aku makan kok!” balasku menahan tangannya dan mengambil dosirak yang dibawanya.
“lho...kau rupanya Donghae-ah,, omong2 kau mau hadiah apa atas kepindahanmu?” tanya appa pd Donghae.
“aa...itu! digabung saja dengan hadiah waktu keluar dr restourant nanti...aku mau dia” jawab Donghae seraya memelukku.
“aku bukan hadiah!!” seruku.
“dengan senang hati menantu” ucap appa menanggapi permintaan Donghae.
Mereka berdua tersenyum.

*****THE END*****
Be Good Reader!! Don't be Dark Reader!!
Leave Your Comment After Read^^v
HARGAI AUTHOR *\(^.^)/*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar